DAPATKAH KAU RASA

apa yang ku tulis adalah rasaku
yang ku tuang dengan segenap hatiku
jangan kau baca dengan mata
namun bacalah dengan jiwa
aku berharap engkau mengerti rasaku

pergilah bila kau ingin...


Selasa, 03 Februari 2009

sebuah cerpen untuk kekasih



Sayang,
Semalam aku memimpikanmu
Kamu memintaku untuk datang
ke suatu tempat yang indah.
Saat aku kesana, kulihat kau sedang menungguku
di tepi sebuah danau yang begitu jernih.
Saat kuhampiri, kau menatapku penuh iba.
“Sudah sembuhkah?” Tanyamu.
Aku tersenyum.
“Seperti yang kau lihat.aku masih bisa kesini bukan?”
Kau termenung menatapku.”tapi mukamu pucat.”katamu.
“ Ya. Penyakit ini masih merongrong tubuhku.”
“Sakit apa kamu sebenarnya?”tanyamu sambil menggenggam jemariku.
“Tidak terlalu serius.hanya terasa sesak didadaku, dan sakit dikepalaku.”
“Lalu apa kata dokter?” tanyamu sambil menarikku duduk disampingmu.
“Sedikit depresi dan darah tinggi.tekanan darahku 180. Dan karena darah tinggi itu,
pembuluh darah dimata sebelah kananku ada yang pecah.tapi kata dokter gpp kok.”

Kamu terlihat sangat marah.
“ Sudah kukatakan padamu. Pergi dan lupakan aku.Dan jangan pernah lagi menangis untukku.” Kulihat bibirmu bergetar.

Aku tersenyum.Ku genggam erat jemarimu.Lalu kucium lembut ujung jari jemari itu.
“Aku akan pergi.Pergi jauh dan sangat jauh.Aku takkan pernah datang padamu lagi.
Tapi jangan pernah memintaku untuk melupakanmu.Kar’na aku takkan pernah sanggup untuk melakukan itu.”

Kamu semakin marah. Aku belum pernah melihatmu marah selama ini.Kamu adalah sosok yang sangat lembut dan sangat perasa.Tapi aku benar-benar melihatmu marah.
“Kamu tahu, aku tak pernah menginginkan semua itu.Bahkan aku tak pernah ingin mendengar kata-kata itu.”teriakmu semakin marah.matamu nanar menatapku penuh kebencian.

Aku menghela nafas dalam-dalam.Kulepaskan genggaman tanganmu.”Aku tahu.Dan aku sangat mengerti semua itu.Kamu punya hak untuk itu.Sama halnya aku juga punya hak untuk mengenangmu.Aku juga tak pernah meminta rasa itu datang.Aku juga tak pernah meminta untuk mencintaimu.Tapi Tuhan memberikan karunia itu padaku.Dan aku tak kuasa menolaknya.”

Aku berpaling dan melangkah meninggalkanmu.Aku ingin berlari.Namun kakiku sangat berat untuk kuayun.Aku terus tertatih meninggalkanmu.Dengan derai air mata yang tak lagi mampu ku bendung.Namun ku tak ingin lagi, kau melihat air mataku.

Dan saat kuterbangun mataku basah oleh air mata.

1 komentar:

  1. wah mas mbak kamu tu suka mimpi ya........?
    ya mimpi klo gitu sih bagus,tapi jangan sampai jadi SATRIO MIMPI ya............
    he...he.....he.......he.....he....

    BalasHapus