Ku untai kata demi kata
agar terhapus rasa nyeri ini
ku tuang segala pedih disamudra hatiku
ku genggam kuntum mawar merah yang terindah
walau duri tajam t’lah menusuk kalbuku
mawar merah dalam genggamanku
t’lah tergenang tetesan darah
yang mengucur dari torehan hatiku
aku mengerti
luka ini adalah salahku
ku tak ingin siapapun turut terluka
biar kubawa pergi siksa ini
hingga rasa terkubur beserta raga
menjemput ajal yang masih kembara
ku tak ingin menunggu jawabmu
yang kutahu kan mengiris nadiku
saat ini aku meregang
antara ajal dan kehidupan
antara hidup dan kematian
ku susuri kata demi kata
yang kau suguhkan padaku
beberapa hari yang lalu
dan aku menangis
sebuah dosa t’lah kuperbuat
ku tak ingin menyakitinya
akupun mengerti bila kau tak ingin dia terluka
maafkan atas semua sikapku
maafkan atas semua syairku
kan kutenggelamkan rinduku
di kedalaman lukaku
agar terhapus rasa nyeri ini
ku tuang segala pedih disamudra hatiku
ku genggam kuntum mawar merah yang terindah
walau duri tajam t’lah menusuk kalbuku
mawar merah dalam genggamanku
t’lah tergenang tetesan darah
yang mengucur dari torehan hatiku
aku mengerti
luka ini adalah salahku
ku tak ingin siapapun turut terluka
biar kubawa pergi siksa ini
hingga rasa terkubur beserta raga
menjemput ajal yang masih kembara
ku tak ingin menunggu jawabmu
yang kutahu kan mengiris nadiku
saat ini aku meregang
antara ajal dan kehidupan
antara hidup dan kematian
ku susuri kata demi kata
yang kau suguhkan padaku
beberapa hari yang lalu
dan aku menangis
sebuah dosa t’lah kuperbuat
ku tak ingin menyakitinya
akupun mengerti bila kau tak ingin dia terluka
maafkan atas semua sikapku
maafkan atas semua syairku
kan kutenggelamkan rinduku
di kedalaman lukaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar