DAPATKAH KAU RASA

apa yang ku tulis adalah rasaku
yang ku tuang dengan segenap hatiku
jangan kau baca dengan mata
namun bacalah dengan jiwa
aku berharap engkau mengerti rasaku

pergilah bila kau ingin...


Senin, 28 September 2009

inikah waktuku...?


detik ini aku merintih
menahan sakit yang tiada terperi

aku sendiri
menghadapi maut yang menanti
dan tak ada seorangpun yang peduli

sebegitu tidak berartikah diriku?
kemanakah perginya
orang-orang yang kusayangi?

ku tahu...
bila aku pergi
tak kan ada seorangpun yang peduli
kar'na aku sungguh tak berarti
dan tak kan pernah ada rasa kehilangan itu

pedih hati ini
lebih sakit dari penyakit yang ku derita

Tuhan....
aku pasrah..
aku menyerah..
dengan tubuh rapuh
dan hati luruh

Kamis, 17 September 2009

selamat jalan


hari ini
ku tumpahkan segala rasa
yang menyesak dalam dada

aku terhanyut dalam sungai air mataku
yang deras mengalir mengiring langkahku
seakan menenggelamkan seluruh hidupku

ku ingin berlari ke dalam pelukmu
agar kau rengkuh aku tenangkan jiwaku
yang tersapu badai masa lalu
yang selama ini kusimpan rapat dlm hatiku
aku mengerang dalam rintih
menikmati pedih yang perih
ku ingin belaimu sapu lukaku
melelapkan aku dalam tidur yang damai
mengosongkan hati dan jiwa dari segala rasa

walau setelah itu....
ku tahu ku akan kehilangan dirimu...
tapi itu lebih baik dari sebuah dusta...

selamat jalan pelangiku...
do'a ku selalu menyertaimu...

"semoga bahagia senantiasa bersamamu"

Minggu, 13 September 2009

terpasung



aku yang terpasung
di jendela hatimu yang t'lah tertutup
tak lagi mampu ku kepak sayapku
ku terjerat
dalam satu ikatan kuat
yang tak mampu ku urai
dan membuat hatiku terberai

aku pasrah dalam lelah
tersenyum dalam hikmah
bibir bergetar mengucap do'a

semoga engkau bahagia

Kamis, 10 September 2009

resah


ku terbang
di antara gugusan bintang-bintang
mencari jawabmu
yang tak kunjung datang

ku terhempas badai
ku terkulai
ku lunglai
menunggu keputusanmu
yang kutahu
kan membuat hatiku terberai

aku pasrah
aku gundah
menunggu dengan resah

berjuta tanya tak mampu ku ucap
berjuta tanya tak mampu ku jawab


Selasa, 08 September 2009

akhir sebuah dusta


t'lah lelah ku kepakkan sayapku
diantara gugusan dusta cinta kita

hari ini
ku kirim semua kejujuranku
dan ku harap kau buka pintu kejujuranmu

bila semua harus berakhir
biarkan berakhir dengan selembar kertas putih
jangan ada lagi dusta diantara kita

aku ingin tertidur dalam damai
berpeluk mega-mega putih
diantara birunya langit
terlelap dalam peluk tak berbentuk

ku tak ingin kita saling menyakiti
hanya karna kita tak ingin mengakui
rasa saling dalam hati

kita t'lah terjebak dalam permainan kita
yang tanpa kita sadari
membuat hati makin terluka

merpati dalam pelukan



Engkau adalah lambang kedamaian
engkau adalah lambang kebebasan
haruskah jemari lembutku
genggam erat kau dalam pelukku?
tidak !
terbanglah kemana kau suka
ku tahu kemerdekaanmu
adalah kebebasan dan kebahagiaanmu

walau ku sangat menyayangimu
kan ku lepas dirimu
terbang tinggi diantara mega biru
namun bila kau lelah...
ku tetap di sini menantimu

kembalilah padaku
ku kan tetap selalu ada untukmu

Senin, 07 September 2009

bintang


Malam kian kelam
Purnama tiada nyata
Ku terpaku menatap langit
Mengharap selarik cahaya

Bintang
Datanglah terangi gulita hatiku
Walau ku tahu
tak mungkin memetikmu

Bintang
Adakah engkau mengerti
Hadirmu terangi jiwaku
Yang tenggelam di sudut kelam

Bintang
Engkau ada
Walau tak mampu ku raba

Bintang
Ku tatap kilaumu
Dari balik jendela kamarku

Bintang
Kerlip cahayamu
Terpendar oleh air mataku

Aku menangis
Saat harus kehilanganmu
Tinggallah aku yang tergugu
Dalam malam yg kembali kelam

kupu-kupu biru


Kupu-kupu
Aku lelah mengejarmu
T’lah berkali ku terjerembab
Terkait liku akar kayu

Kupu-kupu
Indah rupamu tak mampu kutafsir
Indah sayapmu tak mampu kuhadir

Kau begitu tinggi
Kau begitu jauh
Tak tersentuh dalam angkuh

Kupu-kupu
Terbanglah sesuka hatimu
Biarkan ku berpaling
Aku letih dalam perih

pelangi



Engkau bagai sebuah pelangi
Memberikan warna-warna
yang sangat indah dalam hidupku
Walau hanya sesaat

Begitu tinggi dirimu
hingga tak mampu kusentuh
Namun kan kupandang dari sini
Tuk nikmati keindahanmu.

Kan kupejamkan mata
Agar mampu ku ukir indahmu
di lubuk hatiku
Walau saat ku buka mata
Kau telah pergi tanpa sisa

Ku tak kan mampu
berlari mengejar bayangmu
Kar’na kau tlah raib begitu saja
terbias cerahnya mentari
yang menyelimuti dirimu
Namun keindahan yang kau torehkan
masih membekas di relung jiwaku