Ku lihat samar warna jingga
di temaramnya senja
Ku ingin kepakkan sayap
agar ku tak terjebak di gulitanya malam
Namun aku hanya termenung
Sayap-sayapku t’lah patah
hingga ku hanya mampu terduduk di keremangan
Tak seorangpun membalut lukaku
membiarkan darah terus menetes
di ujung patahan sayapku
senja makin kelam
dan aku merenungi kenistaanku
ranting-ranting yang t’lah menoreh
ujung sayapku
melambai-lambai tertiup angin
saling bergesekan
menciptakan sebuah lagu kemenangan
atas luka yang t’lah ditorehkan
adakah kebencian dihatiku?
Tidak!
Ranting-ranting itu tak pernah bersalah
Aku yang lalai
Tersesat dibelantaranya hidup ini
Aku tertunduk
Menghisap keperihan hatiku
di temaramnya senja
Ku ingin kepakkan sayap
agar ku tak terjebak di gulitanya malam
Namun aku hanya termenung
Sayap-sayapku t’lah patah
hingga ku hanya mampu terduduk di keremangan
Tak seorangpun membalut lukaku
membiarkan darah terus menetes
di ujung patahan sayapku
senja makin kelam
dan aku merenungi kenistaanku
ranting-ranting yang t’lah menoreh
ujung sayapku
melambai-lambai tertiup angin
saling bergesekan
menciptakan sebuah lagu kemenangan
atas luka yang t’lah ditorehkan
adakah kebencian dihatiku?
Tidak!
Ranting-ranting itu tak pernah bersalah
Aku yang lalai
Tersesat dibelantaranya hidup ini
Aku tertunduk
Menghisap keperihan hatiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar