Aku ladang gersang tak berpenghuni
Dihampar ilalang kebencian
Diserak koral kepingan hati yang terserpih
Berpagar rumpun dendam yang membara
Terlalu tandus untuk kau huni
Terlalu nyeri untuk kau pijak
Dan aku mengerti keenggananmu
Tanganku terlalu lemah
untuk menggapai kerasnya hatimu
Jari jemariku terlalu rapuh
untuk mampu membelai angkuhmu
Airmataku tak cukup banyak
untuk dapat menjadi telaga hatimu
Kasih sayangku tak cukup luas
untuk dapat menampung ceritamu
Pengertianku tak cukup besar
untuk dapat mendayung langkahmu
Biarkan kikisan derita menggerus jiwaku
melongsorkan sisa-sisa hatiku
dan meninggalkan kerangka tubuhku
dalam seonggok sampah nista
yang kotor dan tak berbentuk
Biarkan kerasnya hatimu
menghimpit nyeri di dadaku
melindas dan meremas jantungku
meninggalkan sakit yang tak mampu ku sangga
Dan kini ku tergolek tanpa daya
Menunggu taqdir yang kan datang
pada putaran berikutnya
Dihampar ilalang kebencian
Diserak koral kepingan hati yang terserpih
Berpagar rumpun dendam yang membara
Terlalu tandus untuk kau huni
Terlalu nyeri untuk kau pijak
Dan aku mengerti keenggananmu
Tanganku terlalu lemah
untuk menggapai kerasnya hatimu
Jari jemariku terlalu rapuh
untuk mampu membelai angkuhmu
Airmataku tak cukup banyak
untuk dapat menjadi telaga hatimu
Kasih sayangku tak cukup luas
untuk dapat menampung ceritamu
Pengertianku tak cukup besar
untuk dapat mendayung langkahmu
Biarkan kikisan derita menggerus jiwaku
melongsorkan sisa-sisa hatiku
dan meninggalkan kerangka tubuhku
dalam seonggok sampah nista
yang kotor dan tak berbentuk
Biarkan kerasnya hatimu
menghimpit nyeri di dadaku
melindas dan meremas jantungku
meninggalkan sakit yang tak mampu ku sangga
Dan kini ku tergolek tanpa daya
Menunggu taqdir yang kan datang
pada putaran berikutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar