DAPATKAH KAU RASA

apa yang ku tulis adalah rasaku
yang ku tuang dengan segenap hatiku
jangan kau baca dengan mata
namun bacalah dengan jiwa
aku berharap engkau mengerti rasaku

pergilah bila kau ingin...


Rabu, 11 Maret 2009

rasa tak bersambut


Seekor camar kecil terbang berputar2.Mencicit dengan kicau yang tak jelas
Sesekali terbang merendah.Lain waktu kembali terbang tinggi.
Seekor murai terbang perlahan.Mendekatinya dan berbisik.“Mengapa engkau gulana ? “
Camar kecil terisak“ Aku ingin pergi.Terbang setinggi mungkin dan pergi sejauh mungkin.”
Sang murai termangu, seakan tak mengerti “ Lalu kenapa tak kau lakukan?”
Camar kecil semakin tergugu.Sayapnya tak lagi mampu terkepak.Tubuhnya meluncur,
lalu terhempas keatas bebatuan.

Murai jantan itu segera menyusulnya.“Apa yang sesungguhnya terjadi?”
Camar kecil terengah, terlihat sangat sulit untuk bernafas.
“Ada sebersit sinar mata yang membelenggu sayapku.Mengikat hatiku, dan membuatku tak mampu untuk pergi.”

Murai jantan menghela nafas dalam2.“ Sahabatku, jujurlah padanya.Katakan apa yang kau rasakan.Tanyakan padanya, apakah dia ingin kau pergi,ataukah dia ingin kau berjalan beriring bersamanya.Kamu harus mengerti.Bila kamu tak mungkin memilikinya.
Camar kecil histeris.bibirnya bergerak2 tanpa sepatah katapun yang terucap.
Dan tiba2 dia menjerit.”Aku mengerti semua itu! Tapi apakah kau mengerti apa yang kurasakan? Aku tak mampu berucap sepatah katapun saat menatap matanya.”

Sang murai mengusap kepala mungil itu.” Lalu apa yang kamu inginkan?”
Camar kecil menatap penuh harap dan bergumam. ” Aku hanya ingin bersamanya. Aku tak berharap memilikinya. Karna aku tahu itu tak mungkin.” Ucapnya sambil tertunduk pilu.

Murai jantan itu tersenyum penuh pengertian. Menatap lembut mata sang camar yang nampak begitu terluka dan tersiksa. “ Kamu harus kuat.Tanyakan padanya.Apakah dia bisa memenuhi harapanmu? Jangan memaksakan keinginanmu pada orang lain sahabatku.Mengertilah.Dia akan tersiksa sepertimu, bila kau memaksakan rasamu untuknya.
Inilah hidup.Tak semua yang kita harapkan akan kita dapatkan. Dan tak harus rasa kita bersambut. Seperti rasaku padamu.Apakah kamu pernah mengerti, bila aku memperhatikan dirimu selama ini? Apakah dapat kamu rasakan, bila aku sangat menyayangimu selama ini?
Aku sama sepertimu camar kecilku. Aku berharap dapat berjalan beriringan denganmu, terbang bersama, saling melempar pandang dan tersenyum bahagia.Walau aku tak mungkin memilikimu.Karna kamu telah menjadi milik yang lain.Tapi aku tahu bahwa dirimu tak pernah punya rasa itu untukku.Walau perih, aku harus mampu menerima semua kenyataan ini.” Murai jantan itu tertunduk. Matanya nampak berkaca2.

Camar kecil terbelalak. Bibirnya bergerak2 dan kepalanya mengeleng2 tak beraturan.Dia tak mampu berkata2.Kar’na dia tak pernah tahu bila murai jantan itu begitu menyayanginya selama ini.Tangannya yang mungil menggapai bahu sang murai.Dia mengguncang2 bahu itu tanpa bisa berkata2.

Sang murai tersenyum padanya.” Pergilah kepadanya.Katakan padanya apa yang kau rasakan selama ini.Tanyakan perasaannya padamu. Bila rasamu tak bersambut, tersenyumlah padanya.Jabatlah tangannya. Dan terbanglah bersamaku.Walaupun tiada rasa dihatimu untukku, aku akan berusaha mengobati lukamu, camar kecilku.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar