Aku letih menanti
dengan hatiku yang piatu
Waktu berjalan lamban
menggelayuti hari demi hari
Detik demi detik tlah membekukan hatiku
dalam kegelisahan panjang
Lalu aku bertanya pada diriku sendiri
Apa yang ku nanti
Engkau tak hanya menutup pintu hatimu
bahkan jendela yang selama ini
ku singgah tuk menghapus rindukupun tlah kau tutup
Aku hanya ingin memandangmu dari kejauhan hatimu
Aku tak berharap lebih
Ataukah aku terlalu berlebihan?
Aku sadar
Untuk boleh merindukanmu pun
aku tak layak
Mungkin tak perlu kau pandang
gerak bibirku yang tak sanggup mengucap kata
Tengadahlah ke langit
Pandanglah disana
Kan ku gantung rinduku diantara awan
Aku sangat bersalah
Karena aku merasa sakit
Tapi aku tak mampu menghapusnya.
dengan hatiku yang piatu
Waktu berjalan lamban
menggelayuti hari demi hari
Detik demi detik tlah membekukan hatiku
dalam kegelisahan panjang
Lalu aku bertanya pada diriku sendiri
Apa yang ku nanti
Engkau tak hanya menutup pintu hatimu
bahkan jendela yang selama ini
ku singgah tuk menghapus rindukupun tlah kau tutup
Aku hanya ingin memandangmu dari kejauhan hatimu
Aku tak berharap lebih
Ataukah aku terlalu berlebihan?
Aku sadar
Untuk boleh merindukanmu pun
aku tak layak
Mungkin tak perlu kau pandang
gerak bibirku yang tak sanggup mengucap kata
Tengadahlah ke langit
Pandanglah disana
Kan ku gantung rinduku diantara awan
Aku sangat bersalah
Karena aku merasa sakit
Tapi aku tak mampu menghapusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar