DAPATKAH KAU RASA

apa yang ku tulis adalah rasaku
yang ku tuang dengan segenap hatiku
jangan kau baca dengan mata
namun bacalah dengan jiwa
aku berharap engkau mengerti rasaku

pergilah bila kau ingin...


Senin, 08 Maret 2010

lanjutan akhir sebuah kisah 2


Nita tersenyum simpul.
Tiba-tiba sepasang tangan menyentuh pundak Nita.
“ Hhhmmm….nampaknya sedang bahagia.”
Terdengar sebuah sapaan lembut di telinga Nita.
Nita terkejut dan menoleh.
“ Adit...”Gumam Nita.
Adit melempar senyum pada Nita dan melepaskan sentuhan di pundak Nita.
Nita bangkit dari duduknya.
“ Maaf mengejutkanmu.” Kata Adit.
“ Oh, ga apa-apa kok. “ jawab Nita.
“ Sepertinya sedang memikirkan sesuatu?” Tanya Adit sambil melangkah.
Nita hanya tersenyum sambil menjajari langkah Adit.

Mereka berjalan beriring menuju bangku kayu tempat dimana kemaren Adit bermain gitar. Mereka melangkah tanpa sepatah katapun. Sepertinya mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Adit duduk dan mulai memetik gitarnya. Denting kepiluan itu mulai mengalun kembali. Nita duduk terpekur di samping Adit. Sebutir crystal bening bergulir di pipinya. Nada-nada yang mengalir dari dawai gitar Adit laksana berjuta belati mengoyak-ngoyak hatinya. Adit terus memainkan iramanya dengan nada kian memilukan. Tak kuasa tanpa sadar akhirnya Nita terisak. Adit yang tak menyadari kesedihan Nita tersentak mendengar isak Nita. Adit serta merta menghentikan petikan gitarnya. Adit tertegun. Nita terkejut saat menyadari Adit telah menghentikan petikan gitarnya. Nita tersipu malu sambil menyeka airmatanya.

Adit menyentuh lembut pundak Nita sambil tersenyum. Tak sepatah katapun keluar dari bibir mereka. Pagi ini hanya mata mereka yang saling bicara. Masing-masing menterjemahkan keadaan alam dan alunan gitar dengan cerita masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar