DAPATKAH KAU RASA

apa yang ku tulis adalah rasaku
yang ku tuang dengan segenap hatiku
jangan kau baca dengan mata
namun bacalah dengan jiwa
aku berharap engkau mengerti rasaku

pergilah bila kau ingin...


Rabu, 25 Maret 2009

yang terbaik

duri-duri,
kerikil-kerikil tajam,
pisau-pisau sembilu,

mungkin semua orang membencinya.

namun Tuhan menciptakan semua itu
bukan tanpa arti.

pedih,
perih,
luka,

semua punya arti.

sama artinya spt rinduku padamu

Selasa, 24 Maret 2009

salahku


Ampuni aku Tuhan,
aku seringkali mengeluh
seakan aku tak suka dengan pemberian-Mu.

Ampuni aku Tuhan,
seringkali aku menangis menghiba-Mu
seakan Kau tak adil padaku.

Ampuni aku Tuhan,
seringkali aku terisak,
bersujud pada-Mu,
dan mengatakan bahwa aku tak sanggup lagi.
seakan Kau tak melihatku.

Padahal Engkau telah memberi cukup.
Padahal Engkau telah memberi lebih.
Padahal Engkau selalu memberi yang terbaik,
walaupun kadang aku merasa itu tidak baik.

Bahkan sering aku menghiba pada manusia lain,
untuk mengasihaniku.
Padahal mungkin orang yang tersenyum padaku itu,
punya beban yang lebih berat dariku.

Ajarkan padaku Tuhan,
sebaik-baiknya syukur.
Dan ajarkan padaku Tuhan,
sebaik-baiknya ikhlas.

Senin, 23 Maret 2009

mengerti

Tuhan,
Aku kurang mengerti dengan kata mengerti
Harus seperti apa menunjukkan arti kata mengerti

Tuhan
Beri aku kemampuan untuk berdiam diri
Ikhlas dengan semua apa yang telah Kau beri

Dan beri aku kemampuan untuk mengerti.
Dalam arti kata mengerti

Selasa, 17 Maret 2009

tak tersentuh



Kupu-kupu
Aku lelah mengejarmu
T’lah berkali ku terjerembab
Terkait liku akar kayu

Kupu-kupu
Indah rupamu tak mampu kutafsir
Indah sayapmu tak mampu kuhadir

Kau begitu tinggi
Kau begitu jauh
Tak tersentuh dalam angkuh

Kupu-kupu
Terbanglah sesuka hatimu
Biarkan ku berpaling
Aku letih dalam perih

Aku merasa cukup

Mampukah kau baca
Getar rindu yang merayapi jiwa

Naluri yang peka
Aku pasrah dalam damba

Aku sujud padamu
Agar dapat kucium aroma kasihmu

Hati yang bisu
Kusimpuh asaku
di ujung jemari kakimu

agar mampu kukuak
tabir bisumu yang beku

Apapun yang kau taburkan
di ladang hatiku
kan ku tuai dengan suka cita

walau seringkali
benalu keraguan menggerogoti
benih-benih kasihku

Aku pasrah
Menantimu dalam kebisuan
Untuk sebuah kedamaian

Aku sudah merasa cukup


Senin, 16 Maret 2009

dalam pelukan diam



Dalam pelukan transisi malam,
bulan menatap syahdu
Dan ketika kucoba menatap senyum indahnya...
Ia berlari menjauh dariku

akankah ia diam...dalam seribu kata
ataukah diam merupakan
simbol kerinduan yang mendalam
tiada penjelasan...
tiada pertanyaan...
dan tiada ungkapan

tapi asa yang kuukir di rongga dada
adalah untuknya

ach...andaikan setiap diam
dapat kumengerti satu makna,

tapi sayang tafsir diam
mengandung seribu arti
diam bukanlah aritmatika
diam adalah rasa
yang hanya bisa dimengerti
yang hanya bisa dipahami
dari lubuk hati yang terpendam
di jurang rahasia yang terdalam

mungkinkah ada serpihan nyali tuk tanyakan
tuk dapat merengkuh kerinduan yang mendalam
aku rindu terlelap dalam dekapan diammu.

Jumat, 13 Maret 2009

harapku


Indah bunga2 bermekaran
Meneteskan sejuknya embun pagi di hatiku

Ada bahagia yang tak mampu kusembunyikan

Ada harap yang begitu mencemaskan
Di sela2 bahagiaku.

Aku berharap bisa memandangmu lagi
Aku berharap bisa mendengar suaramu lagi
Aku berharap bisa mendengar petikan gitarmu lagi

Akankah harapku sia2 ?

Rabu, 11 Maret 2009

rasa tak bersambut


Seekor camar kecil terbang berputar2.Mencicit dengan kicau yang tak jelas
Sesekali terbang merendah.Lain waktu kembali terbang tinggi.
Seekor murai terbang perlahan.Mendekatinya dan berbisik.“Mengapa engkau gulana ? “
Camar kecil terisak“ Aku ingin pergi.Terbang setinggi mungkin dan pergi sejauh mungkin.”
Sang murai termangu, seakan tak mengerti “ Lalu kenapa tak kau lakukan?”
Camar kecil semakin tergugu.Sayapnya tak lagi mampu terkepak.Tubuhnya meluncur,
lalu terhempas keatas bebatuan.

Murai jantan itu segera menyusulnya.“Apa yang sesungguhnya terjadi?”
Camar kecil terengah, terlihat sangat sulit untuk bernafas.
“Ada sebersit sinar mata yang membelenggu sayapku.Mengikat hatiku, dan membuatku tak mampu untuk pergi.”

Murai jantan menghela nafas dalam2.“ Sahabatku, jujurlah padanya.Katakan apa yang kau rasakan.Tanyakan padanya, apakah dia ingin kau pergi,ataukah dia ingin kau berjalan beriring bersamanya.Kamu harus mengerti.Bila kamu tak mungkin memilikinya.
Camar kecil histeris.bibirnya bergerak2 tanpa sepatah katapun yang terucap.
Dan tiba2 dia menjerit.”Aku mengerti semua itu! Tapi apakah kau mengerti apa yang kurasakan? Aku tak mampu berucap sepatah katapun saat menatap matanya.”

Sang murai mengusap kepala mungil itu.” Lalu apa yang kamu inginkan?”
Camar kecil menatap penuh harap dan bergumam. ” Aku hanya ingin bersamanya. Aku tak berharap memilikinya. Karna aku tahu itu tak mungkin.” Ucapnya sambil tertunduk pilu.

Murai jantan itu tersenyum penuh pengertian. Menatap lembut mata sang camar yang nampak begitu terluka dan tersiksa. “ Kamu harus kuat.Tanyakan padanya.Apakah dia bisa memenuhi harapanmu? Jangan memaksakan keinginanmu pada orang lain sahabatku.Mengertilah.Dia akan tersiksa sepertimu, bila kau memaksakan rasamu untuknya.
Inilah hidup.Tak semua yang kita harapkan akan kita dapatkan. Dan tak harus rasa kita bersambut. Seperti rasaku padamu.Apakah kamu pernah mengerti, bila aku memperhatikan dirimu selama ini? Apakah dapat kamu rasakan, bila aku sangat menyayangimu selama ini?
Aku sama sepertimu camar kecilku. Aku berharap dapat berjalan beriringan denganmu, terbang bersama, saling melempar pandang dan tersenyum bahagia.Walau aku tak mungkin memilikimu.Karna kamu telah menjadi milik yang lain.Tapi aku tahu bahwa dirimu tak pernah punya rasa itu untukku.Walau perih, aku harus mampu menerima semua kenyataan ini.” Murai jantan itu tertunduk. Matanya nampak berkaca2.

Camar kecil terbelalak. Bibirnya bergerak2 dan kepalanya mengeleng2 tak beraturan.Dia tak mampu berkata2.Kar’na dia tak pernah tahu bila murai jantan itu begitu menyayanginya selama ini.Tangannya yang mungil menggapai bahu sang murai.Dia mengguncang2 bahu itu tanpa bisa berkata2.

Sang murai tersenyum padanya.” Pergilah kepadanya.Katakan padanya apa yang kau rasakan selama ini.Tanyakan perasaannya padamu. Bila rasamu tak bersambut, tersenyumlah padanya.Jabatlah tangannya. Dan terbanglah bersamaku.Walaupun tiada rasa dihatimu untukku, aku akan berusaha mengobati lukamu, camar kecilku.”


di celah daun jendela



Saat ku melihatmu
aku terhenyak, terpaku dalam hentak
Saat kau jabat tanganku
jantungku serasa berhenti berdetak

Adakah kau mengerti
kerinduan yang membeku dalam hatiku
meleleh oleh sinar matamu

Aku ingin menatap matamu
tapi aku tak kuasa

Aku tak ingin seorangpun tahu
bahagia yang mengaliri denyut nadiku

Tapi apakah kau mampu merasakan
ada bahagia yg menyesakkan nafasku
setiap kali ku memandangmu

ada damai yang mengalir
saat ku mendengar suaramu

dan ada rindu yang mendalam
saat kusebut namamu.

Sayang………
bolehkah aku mengintaimu
dari balik jendela hatimu
saat aku merindumu

bolehkah aku menantimu
di antara celah daun pintu
yang mungkin masih boleh kau sisakan
untuk aku memandangmu.




katakan padanya



Tataplah camar di antara mega2 di atas sana
Apakah dia ingin pergi ?
Tak pernah
Dia tak pernah ingin pergi
Namun kadang dia merasa
kehadirannya tak pernah di harapkan
bahkan seringkali dia merasa
ada beribu kebencian untuknya.

apakah kau kira dia sanggup
terbang sendirian di atas sana ?
Tidak !

Dengarlah desah nafasnya
Yang tersengal menghalau badai

Diapun letih.
Dia ingin ada camar yang lain
Menemaninya menyusur pantai.

Apakah kau pernah berharap
Camar kecil itu pulang
Ketepian pantai yang teduh

Berjalan beriring
Menyusuri indahnya pantai yg poranda
Menghadang gulungan ombak yg meradang

Walau hanya beriringan
Dan saling pandang.

Katakan padanya
Bila kau ingin dia pulang.


Selasa, 10 Maret 2009

kau tutup jendela hatimu



Aku letih menanti
dengan hatiku yang piatu

Waktu berjalan lamban
menggelayuti hari demi hari

Detik demi detik tlah membekukan hatiku
dalam kegelisahan panjang

Lalu aku bertanya pada diriku sendiri
Apa yang ku nanti
Engkau tak hanya menutup pintu hatimu
bahkan jendela yang selama ini
ku singgah tuk menghapus rindukupun tlah kau tutup

Aku hanya ingin memandangmu dari kejauhan hatimu
Aku tak berharap lebih
Ataukah aku terlalu berlebihan?

Aku sadar
Untuk boleh merindukanmu pun
aku tak layak

Mungkin tak perlu kau pandang
gerak bibirku yang tak sanggup mengucap kata

Tengadahlah ke langit
Pandanglah disana
Kan ku gantung rinduku diantara awan

Aku sangat bersalah
Karena aku merasa sakit
Tapi aku tak mampu menghapusnya.

Minggu, 01 Maret 2009

pagi yang indah


Mentari terbit di ufuk timur
Sangat indah

Bunga-bunga bermekaran
Kupu-kupu berterbangan
di antara kuntum-kuntum mawar

angin meniup lembut
mengusap kulit dengan kesejukannya

kulihat engkau disana bersamanya
berkejaran di antara indahnya bunga-bunga.
Tertawa bersama penuh bahagia.

Aku tak ingin palingkan muka
Aku tersenyum padamu
Juga padanya
Kar’na cintaku adalah cinta walaupun
Bukan cinta karena
.